Jakarta – Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU), KH. Z. Arifin Junaidi menyangkal pernyataan Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf terkait Program Organisasi Penggerak (POP). Arifin menegaskan lembaganya tetap tidak bergabung ke POP hingga program itu direvisi.
“Sampai saat ini, LP Ma’arif NU tetap pada pendiriannya untuk tidak gabung ke POP sampai ada revisi komprehensif atas konsep POP Kemendikbud,” kata Kiai Arjuna.
Kiai Arjuna menjelaskan LP Ma’arif NU adalah lembaga yang dikoordinasikan Pengurus Tanfidziyah NU. Menurutnya, keputusan LP Ma’arif akan mengikuti arahan dari Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.
“Secara struktural, LP Ma’arif NU adalah lembaga di lingkungan NU yang berada di bawah koordinasi langsung pengurus Tanfidziyah NU. Karena itu, LP Ma’arif NU akan ikuti dan patuhi Ketua Umum Tanfidziyah PBNU,” ujar Arifin.
Lebih lanjut, Kiai Arjuna menyanggah pernyataan Katib Am PBNU KH Yahya Staquf, yang menyebut NU akan bergabung dengan POP. Dia mengaku tidak tahu terkait adanya keputusan itu.
“Berkaitan dengan pemberitaan berbagai media tentang pernyataan Katib Am PBNU KH Yahya Staquf bahwa NU tetap berada di POP, Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Kiai Arjuna menyatakan tidak tahu-menahu hal itu,” ucap Arifin.
Sampai saat ini LP Ma’arif NU tetap pada pendiriannya untuk tidak gabung ke POP sampai ada revisi komperehensif atas konsep POP Kemendikbud.
Diberitakan sebelumnya, Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim siang tadi. Pertemuan dilakukan untuk menyampaikan keputusan NU tetap ikut serta dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.
“Ini silaturahmi untuk mengurai kekusutan komunikasi yang sempat terjadi. Dalam suasana prihatin akibat pandemi dan masyarakat sangat membutuhkan jalan keluar dari berbagai kesulitan, sangat tidak elok kalau kontroversi yang tidak substansial dibiarkan berlarut-larut,” kata Yahya melalui keterangan tertulis, Kamis (6/8).
Pertemuan tersebut dilakukan atas persetujuan Rais Am dan Ketua Umum PBNU Said Aqil. Keputusan keikutsertaan tersebut diambil pada saat rapat di PBNU, Selasa (4/8), setelah adanya klarifikasi mengenai dua hal dari Mendikbud Nadiem.
“Memang sudah ada klarifikasi dari Mendikbud sebelumnya bahwa dengan POP ini sebenarnya Kemendikbud hanya bermaksud membeli model inovasi dari berbagai pihak yang menawarkan gagasan,” ujarnya
Menurut pihak Kemendikbud, yang diukur adalah kelayakan gagasan dan perencanaan eksekusinya. Pihak mana pun bisa ikut tanpa harus bergantung pada ukuran organisasi atau keluasan konstituennya.
LP Ma’arif NU PBNU menyatakan bahwa sikap LP Ma’arif NU PBNU tetap kukuh, bahwa mereka tidak akan bergabung dengan POP Kemendikbud sebelum ada konsep yang matang dan jelas.
“Progam ini menghabsikan anggaran yang banyak, jangan sampai anggaran itu menguap percuma karena ketidak jelasan konsep dari Kemendikbud,” ujar Kiai yang akrab disapa Kiai Arjuna disampiakan sesudah selesai rapat di Kantor LP Ma’arif NU PBNU. Selasa (04/08) siang.
Lulusan IAIN Sunan Kalijaga ini pun menyampaikan keputusan rapat bersama para pengurusnya berkaitan dengan perkembangan POP Kemendikbud beberapa hari terakhir ini, diantaranya meminta Kemendikbud untuk mematangkan progam POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan.
“LP Ma’arif NU PBNU meminta kepada kemendikbud untuk mematangkan konsep POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan,” imbuh Kiai Arjuna.
Pria yang sudah dua periode ini diamanahi sebagai Ketua LP Ma’arif NU PBNU ini pun menyampaikan bahwa LP Ma’arif NU PBNU akan mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan setelah mempelajari dan mencermati revisi konsep POP.
“Kalau konsepnya sudah baik, Insya Alloh tahun depan kita akan membantu Kemendikbud untuk mensukseskan POP,” ungkap Kiai Arjuna.
Namun apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini maka LP Ma’arif NU PBNU menyatakan tidak bergabung dalam POP Kemendikbud.
“Tahun ini LP Ma’arif NU PBNU tetap melaksanakan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru serta inovasi pendidikan secara mandiri. Karena dilaksanakan secaramandiri maka LP Ma’arif NU PBNU minta kepasa Kemendikbud untuk tidak mencantumkan LP Ma’arif NU PBNU dalam daftar penerima POP tahun ini,” tegas Kiai Arjuna.