Lamongan – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif NU Mantup Kabupaten Lamongan menjadi salah satu 100 sekolahan se-Jawa Timur yang terpilih untuk melaksanakan pelatihan program SMK mini.
Progam SMK Mini merupakan progam dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang bertujuan untuk mencetak para wirausahawan dikalangan anak-anak muda. Sasaran dari progam ini adalah sekolah-sekolah yang ada dilingkungan pesantren dan daerah terpencil.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur meluncurkan progam tersebut di halaman sekolah SMK Ma’arif NU Mantup dan dihadiri peserta pelatihan dan para santri Pondok Pesantren Al-Ma’arif. Sabtu (22/02).
Selain mereka, hadir juga Kepala Dinas Pendidikan wilayah Kabupaten Lamongan, Sri Yuliasih, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Forkompimcam Kecamatan Mantup, Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), sejumlah badan otonom serta kepala SMP dan MTs di Kecamatan Mantup dan Sambeng.
Di SMK Ma’arif NU Mantup, pelatihan program SMK mini tahap pertama diikuti 150 peserta dari siswa dan juga parasantri Pesantren Al-Ma’arif. Mereka dilatih untuk memproduksi makanan ringan dengan bahan dasar singkong. Rencananya tahap kedua nanti akan diikuti 50 peserta dari alumni dan masyarakat umum.
“Program SMK mini adalah pelatihan yang berbasis potensi daerah. Tema pelatihan kita adalah pelatihan produksi makanan ringan dengan bahan dasar singkong,” kata Masheru.
Kepala SMK Ma’arif NU Mantup ini mengemukakan bahwa sekolah telah bekerjasama dengan CV Lembah Hijau Lamongan yang dipimpin Sri Wahyuni sebagai instruktur dan pembimbing selama pelatihan. Peserta pelatihan mendapatkan bimbingan dan pelatihan selama 3 bulan. Dan semoga setelah ini para siswa memiliki bekal untuk menjadi wirausahawan.
“Kami berharap usai mendapat bimbingan dan pelatihan program SMK mini ini, para peserta pelatihan memiliki bekal untuk menjadi wirausahawan, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru,” jelasnya.
Sri Yuliasih, Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Kabupaten Lamongan, menyampaikan, program SMK mini harus laksanakan dengan baik oleh sekolah guna mencetak peserta didik menjadi wirasusahawan, selain dilatih cara produkisi, juga beri pembelajaran tentang manajemen, Analisa usaha dan strategi pemasaran.
“Selain dilatih membuat produk para peserta pelatihan juga perlu dibekali menejemen usaha dan pemasaran. Jangan hanya bisa membuat produk tapi tidak memahami anilisa usaha dan pemasaran,” jelasnya.
Menurut dia, di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, para pelaku usaha sangat terbuka untuk memasarkan produk-produknya secara on line, sehingga peluang pasar semakin luas.
“Dengan marketing online, membuat peluang pasar produk yang kita produksi semakin luas,” ungkapnya.
Sri Yuliasih menjeskankan bahwa program SMK mini sudah ada sejak tahun 2016 dikhususkan bagi SMK yang berada di lingkungan pesantren dan daerah terpencil. Para siswa dan santri bisa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pruduk sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Sehingga dapat menggerakkan perekonomian di lingkungan pondok pesantren dan daerah terpencil.
Dia pun berharap, kelak kedepannya pelatihan seperti ini bias dikembangkan, tidak hanya dilingkungan sekolah dan pesantren, tapi juga pelaku-pelaku usaha di pasar tradisional dan modern.
“Kami berharap produk dari SMK mini tidak hanya waktu pelatihan, tapi dapat terus dikembangkan dan masuk ke pasar tradisional maupun modern,” pungkasnya