Kota Pekalongan – Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH. Ubaidullah Shodaqoh, mengatakan bahwa sekolah atau madrasah bukanlah industrialisasi, sekolah adalah tempat pendidkan karakter. Hal tersebut disampaikan saat beliau memberikan arahan di acara Rapat Kerja Dinas (Rakerdin) Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. Ahad (23/02).
Diapun menegakan bahwa satuan pendidikan dibawah LP Ma’arif NU harus menjadi tempat penempaan kader Nahdliyin, artinya murid-murid yang dikeluarkan dari Ma’arif ini merupakan warga NU, juga suatu saat siap berkhidmah di dalam jamiyah ini.
“Sekolah-sekolah kita harus menjadi tempat penempaan kader Nahdliyin, artinya alumni Ma’arif besok sudah siap untuk berkhidmat pada NU.” Ujar Kiai.
Sekolah dibawah naungan LP Ma’arif harus menanmkan karakter yang unggul dan religius. Beliaupun menyampaikan dengan fenomena klitih (kenakalan anak sekolah) di Yogyakarta, anak-anak usia SMP dan SMA bangga ketika merampas barang milik orang lain serta melukainya.
“Sekolah-sekolah kita harus menanamkan karakter unggul dan religius pada siswa, biar tidak jadi anak-anak yang nakal dan meresahkan masyarakat.” Imbuh beliau.
Diapun mengajak kepada para guru untuk mengajarkan teknologi dengan bijak kepada para siswa, karena siswa-siswa hari ini lebih aktif mencari informasi lewat teknologi, jika mereka tidak diajarkan dengan bijak, khawatir mereka salah mengakses informasi.
“Kemajuan teknologi informasi itu seperti dua mata pedang, bisa bermanfaat tapi juga bisa membunuh diri sendiri. Maka Ma’arif dengan metodologi, manajemen yang ada, dengan kekayaan nilai-nilai spiritual warisan para ulama harus mengajarkan siswanya lebih bijak dan tepat dalam mengakses informasi,” tandas beliau.
Diapun menyampaikan harapan semua pengurus LP Ma’arif NU, bahwa pengurus disemua tingkatan kepingin satuan Pendidikan dibawah LP Ma’arif NU itu maju. Namun karena kita tidak terlalu memperhatikan manajemen sekolah kita jadi kurang tertib.
“Namun selama ini, jam’iyah NU yang berbasis tradisi, kadang-kadang tidak begitu memperhatikan kemajuan khususnya sisi manajemen, maka madrasah Ma’arif kadang-kadang lepas, malu, tidak tertib.” kata beliau.
Dengan fenomena-fenoma diatas, diapun berharap, agar semua satuan pendidikan dibawah LP Ma’arif NU meresponnya dengan tepat, menyesuaikan perkembangan zaman dan tetap mengutamakan karakter-karakter agung warisan ulama.
Acara rakerdin yang diselenggrakan di Aswaja Center Kota dihadiri Ketua LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan, dan perwakilan Walikota Pekalongan, anggota DPR RI, Ketua DPRD Kota Pekalongan, pejabat setempat, perwakilan UNICEF, dan ratusan peserta dari Kepala Madrasah/Sekolah LP Ma’arif NU dari empat wilayah tersebut.