Jakarta, Ma’arif NU Onl;ine,- Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PBNU menggelar Workshop Tim Modul Program Organisasi Penggerak 2021 secara hybrid pada hari sabtu 2 – 3 Oktober 2021 di Merlyn Park Hotel Jakarta, yang dibuka langsung oleh Ketua LP Ma’arif NU PBNU, kyai Arifin Junaidi secara daring.
Lanjut Kiai Arjuna panggilan akrab Ketua LP Ma’arif NU, jika melihat hasil assessment pendidikan dunia melalui survey PISA, maka patut sekali seluruh elemen terutama yang bergerak di pendidikan menaruh perhatian dan upaya keras melakukan berbagai intervensi pengembangan. Dalam satu decade peringkat kualitas pendidikan berdasarkan survey PISA berada di peringkat 10 dari bawah. Temuan ini memperlihatkan bahwa kemampuan literasi, numerasi dan sains siswa kita jauh tertinggal dari Negara-negara lain, ungkapnya
Upaya perubahan sebetulnya sudah dilakukan oleh pemerintah kita dengan beberapa kali terjadi pergantian kurikulum dalam pendidikan nasional kita. Tercatat 11 kali terjadi perubahan kurikulum mulai pada tahun 1974 sampai yang terakhir diterapkannya Kurikulum 2013. Namun hal ini belum mampu mengangkat peringkat kualitas pendidikan kita dari posisi 10 besar terbawah, imbuhnya.
Salah satu faktor penyebabnya disinyalir adalah karena dalam metode belajar yang dikembangkan masih menggunakan tipe Lower-Medium Order Thinking. Berbeda dengan beberapa Negara lain yang sudah lebih dulu mengembangkan High Order Thinking, terang Kiai Arjuna.

Sementara Koordinator Tim Modul POP, M. Jamilun, mengungkapkan diperlukannya berbagai upaya, penguatan dan pengembangan; salah satunya yang paling mendasar dan penting adalah meningkatkan kualitas guru sebagai ujung tombak pendidikan, terangnya.
Dengan kondisi index literasi, numerasi dan sains siswa kita saat ini, maka penting sekali ada focus dan penekanan intervensi penguatan dan peningkatan pada bidang literasi dan numerasi. Nah untuk langkah percepatan ini LP Ma’arif NU memfokuskan pada upaya melatih dan mempersiapkan para guru yang kompeten dalam mengembangkan pembelajaran literasi dan numerasi, jelasnya.
Sementara Ketua Program POP LP Ma’arif NU PBNU, Suardi, menekankan bahwa pelatihan dan pembekalan yang akan dilakukan LP Ma’arif NU kepada guru-guru tidak hanya berfokus pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi tapi sekaligus juga mengembangkan kecakapan abas 21. Tentunya kompetensi-kompetensi tersebut dilandasi oleh kuatnya nilai-nilai karakter sebagai pelajar pancasila, imbuhnya.
Suardi juga menegaskan bahwa LP Ma’arif NU juga akan memberikan sumbangsih khusus dan special untuk NKRI tercinta dengan menambahkan nilai-nilai Aswaja yang akan dintegrasikan ke dalam seluruh kompetensi pembelajaran yang akan diajarkan, terangnya.
Dalam upaya penguatan program-program tersebut LP Ma’arif NU mempersiapkan modul ajar khusus yang akan dijadikan sebagai acuan dan materi pelatihan dan pembekalan para trainer, guru dan bahkan siswa. Modul ini disusun secara komprehensif, terintegrasi dan aplikatif sehingga dapat menjadi acuan dan panduan guru, bahkan bisa berfungsi sebagai acuan silabus dan rencana pembelajaran. Dalam bahasa lain dapat dikatakan sebagai layanan “one stop service”, tinggal bagaimana guru-guru mengembangkan dan memodifikasinya kembali pada masa-masa selanjutnya. Admin