Jakarta, Ma’arifNU Online,- ’“Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan secara sinergis. Selama hidupnya Prof. Dr. Baedhowi, Msi, tak lelah-lelahnya meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita”, kata Kiai Z. Arifin Junaidi, Ketua LP Ma’arif NU PBNU, saat memberi taushiyyah pada acara Takziyah Virtual Mengenang Kebaikan Prof. Dr. Baedhowi, Msi, yang diadakan Pengurus Masjid Baitut Tholibin Kemendikbudristekdikti, tadi malam, selasa 6 Juli 2021
Prof. Dr. Baedhowi, Msi adalah Ketua Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah. Berpulang ke rahmatullah Ahad pagi, dalam usia 72 tahun. Almarhum Prof. Dr. Baedhowi, Msi pernah menjabat Sekretaris Jendral Kemendikbud dan Dirjen PMPTK Kemendikbud.
Dalam acara yang diadakan pada malam ketiga wafatnya tokoh senior Muhammadiyah tersebut, Arifin menyatakan, pertama kali mendapat khabar bahwa Prof. Baedhowi berpulang hari Ahad pagi. Kaget dan tak percaya. Itu reaksinya. Betapa tidak? Sekitar seminggu sebelumnya Arifin masih berkomunikasi dengan almarhum. Seperti biasa, ngobrolin soal pendidikan. Arifin intens berkomunikasi dengan almarhum, saling memberi info dan share berbagai hal mengenai pendidikan.
“Untuk meyakinkan kebenaran khabar itu, saya kirim ucapan dukacita atas berpulangnya almarhum kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nasir, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti. Tak lama kemudian kedua tokoh tersebut membalas WA saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan doa saya”, lanjut Arifin.

Bukan hanya keluarga besar Muhammadiyah yang kehilangan dengan berpulangnya Prof. Baedhowi. Bahkan bukan hanya kita, alam semesta pun kehilangan. Dalam acara yang dihadiri pejabat-pejabat dan mantan pejabat Kemendikbudristekdikti, keluarga Prof. Baedhowi dan keluarga besar Muhammadiyah itu, mengutip hadits Nabi SAW Arifin menyatakan, “Kematian orang alim itu kematian semesta alam”.
Saat dipanggil menghadap Allah SWT usia almarhum sekitar 72 tahun. Ini usia yang melebihi rata-rata usia manusia dan termasuk sedikit dari manusia akhir jaman, sebagaimana pernah dinyatakan Rasulullah SAW. Usia yang panjang almarhum diisi dengan amal-amal baik, khususnya untuk memajukan pendidikan. “Yang senantiasa ada dalam pikiran almarhum adalah bagaimana meningkatkan kualitas manusia Indonesia – khususnya – melalui pendidikan.”, tegas Arifin.
Dalam taushiyahnya yang banyak mengutip Al Qur’an dan Hadits, Arifin mengatakan, peningkatan kualitas manusia Indonesia masih belum menggembirakan. Hasil riset berbagai institusi menunjukkan bahwa rata-rata kualitas sumber daya manusia Indonesia relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Badan Dunia untuk Program Pembangunan (UNDP) menempatkan Indonesia pada urutan ke-111 dari 182 negara dalam perkembangan indeks pembangunan manusia (human development index/HDI).
Berdasarkan laporan PISA yang baru rilis, Selasa 3 Desember 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara. Tiga skor itu kompak menurun dari tes PISA 2015. Kala itu, skor membaca Indonesia ada di peringkat 65, skor sains peringkat 64, dan skor matematika peringkat 66. Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada paling bawah bersama Filipina yang mendapat peringkat terakhir dalam membaca dan skor sebelum terakhir di dua bidang lain.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat cepat juga merupakan tantangan berat bagi kita. Belum lagi sepenuhnya kita dapat beradaptasi dengan era revolusi industry 4.0, di akhir 2019 Jepang sudah memproklamirkan era society 5.0.
Inilah antara lain tantangan bidang pendidikan yang masih harus kita hadapi dan menangkan sepeninggal almarhum. “Saat dipanggil menghadap Allah, tugas almarhum sebagai manusia, termasuk mengurusi pendidikan selesai, meski masalah pendidikan masih begitu banyak yang harus ditangani. Menjadi tugas kita untuk meneruskan tugas almarhum menangani pendidikan.”, pungkas Arifin. Admin