Oleh: DR. H. Arief Rachman, MD.**)
Perkenalkan saya Arief Rachman, santri Ma’arif yang sedang bertugas sebagai Duta Besar RI di Kabul, Afghanistan. Sugeng Enjing / Sampurasun, Wilujeng Enjing, Arek Ngalam / Semoga selalu Semangat dan Tetap Semangat.

Bismillahir rahman nirrahiim.
Innal hamda lillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastghfiruhu, wa nu’minu bihi wa natawakallu alaihi, wa na’uudzu billahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lahu, wa man yudhlilhu falaa haadiya lahu.
Asyhadu allaa ilaaha illallah, Wah dahulaa syarikalahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘Abduhuu wa Rosuuluhu Laa Nabiya Ba’dahu.
Segala puji bagi Allah yang hanya kepada-Nya kami memuji, dan memohon pertolongan, dan mohon keampunan dan kami beriman dan bertawakal kepadaNya. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.
Audzubillahiminas syaithonir rajiim, Bismillahir rahmaan nir rahiim
Yaa Ayyuhan naas Quluu Laa ilaha illallah Tuflihuu.
Wahai manusia ucapkanlah Laa ilaha illallahu, maka kamu akan Berjaya.
Man kana fi akhiri kalamihi Laa ilaha illallahu dakhalal jannata.
Barang siapa yang diakhir hayat nya mengucapkan kalimah Laa ilaha illallahu, maka dimasukkan dalam syurga.
Diriwayatkan bahwa Rosululloh SAW bersabda : Nabi Musa AS berkata kepada Allah SWT, wahai Tuhanku ajarkanlah aku suatu kalimat yang dengangnya aku mengingatMu dan dengannya aku memohon kepadaMu, maka Allah SWT katakan: Ucapkanlah Laa ilaha illallahu, wahai Allah semua hambaMu mengucapkannya, Allah SWT katakan: Ucapkanlah Laa ilaha illallahu, wahai Allah, aku ingin yang khusus hanya untuk-ku, Allah SWT berfirman, wahai Musa apabila kalimat Laa ilaha illallahu diletakkan di sebelah timbangan dan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan disebelahnya maka kalimat Laa ilaha illallahu akan lebih berat. (HR.Ibnu Majah)
Untuk mengawali pertemuan kita siang ini, mari kita bersama-sama memulai sekali lagi dengan bersyukur kehadirat Allah SWT / yang telah mempertemukan kita / dalam acara Kuliah Umum kali ini. / Walaupun melalui virtual, dengan tanpa mengurangi makna penting silahturahim, yang tentu pahalanya, In shaa Allah tidak dapat dibandingkan dengan pahala apa pun.
‘’Jangan pernah menungggu dahulu datangnya hal-hal untuk bersyukur dan berbahagia, namun bersyukur dan berbahagialah dengan adanya hal-hal yang ada pada diri kita untuk masa nanti.’’
Adalah suatu kehormatan, bagi saya dan sungguh membahagiakan / karena diberikan kesempatan oleh Bapak Rektor, untuk menyapa anak-anak-ku, generasi harapan bangsa, dari jauh disini, di Kabul di tengah konflik yang masih terus harus berlangsung, dan saudara-saudara kita terus berjuang bahu membahu dengan segala ketidak pastian dan pengorbanannya demi mencapai perdamaian, disini di Afghanistan.
Dinamika Sejarah NU dan Peran Kebangsaan
Nahdlatul Ulama (NU) adalah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam terbesar di Indonesia. Berbicara sejarah bangsa ini hampir bisa dipastikan tidak akan lepas dari perannya, apalagi dalam konteks perkembangan sosial keagamaan masyarakat Islam Indonesia. Ormas Islam tradisional yang lahir tahun 1926 ini sejak berdirinya telah berperan cukup besar dalam perjalanan bangsa ini.
Bahwa NU lahir sebagai kontribusi besar ulama untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan di Indonesia dengan cara yang lebih moderat dan efektif, disamping dimaksudkan untuk melindungi umat Islam dari pengaruh budaya Barat dan dari penjajahan dan pendudukan bangsa asing, adalah hal yang tidak bisa disangkal adanya pada masa pra-kemerdekaan bangsa ini.
KH.Hasyim Asy’ari, kakek KH.Abdurahman Wahid (Gus Dur), memiliki peran yang sangat besar dalam merintis rekonsiliasi umat Islam Indonesia pada tahun 1930-an. Rekonsiliasi dimaksud untuk mendamaikan antara kelompok tradisionalis dan kelompok modernis yang berselisih tentang perbedaan (khilafiyah). Di depan Kongres Islam yang diadakan di Banjarmasin, beliau menyerukan semua kalangan agar mengesampingkan perbedaan pandangan dan bersatu / untuk menggapai kepentingan yang lebih besar, / yaitu Kemerdekaan Indonesia.
Salah satu panitia Sembilan, tim yang mengkreasi Pembukaan UUD 1945, adalah wakil NU, KH.Ahmad Wahid Hasyim, ayah Gus Dur. Selain itu, KH.Idham Khalid, tokoh Nasional yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), selama masa Pemerintahan Orde Baru juga sempat dipercaya sebagai Ketua Dewan Pertibangan Agung (DPA) dan Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Adapun puncak peran politik NU terjadi pada masa pra-reformasi, tepatnya pada tahun 1999, dimana Gus Dur sebagai mantan Ketua Umum PBNU dan masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat itu dikukuhkan sebagai Presiden RI ke-4 yang diusung oleh partai-partai religious di DPR/MPR RI saat itu, berhadapan dengan partai-partai lainnya.
Hubungan NU dan Pemerintah dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sempat pasang-surut, berbanding lurus dengan kiprah politik NU selama itu. Bagaimanapun kondisinya, disana sejarah telah mencatat dengan baik sikap toleran NU terhadap pemerintah atas kebijakan-kebijakan politiknya. Dalam rangkaian panjang relasi NU-Pemerintah itu, peneriman NU atas Pancasila sebagai Asas Tunggal merupakan sikap toleran NU yang sangat penting.
Sikap akomodatif NU itu ternyata difaktori oleh peran besar KH.Ahmad Sidiq, sang creator konsep-konsep toleransi bagi anggota NU sebagi sikap resmi organisasi, yang disusun pada tahun1979, yaitu : at-tawashut (moderasi) al-I’tidal (keadilan) dan at-awazun (keseimbangan). Kemudian Bersama Gus Dur pada tahun 1984 beliau mengembangkan dua prinsip lagi, yaitu : at-tasamuh (toleransi) dan al-amr bi al-ma’ruf wan nahy an al-munkar (mendorong kepada kebaikan dan mencegah dari penyimpangan).
Dalam rangkaian sejarah itu, ada dua pilihan kemunginan kiprah NU ke depan, berkiprah diranah poltik, sebagaimana pada tahun1970-an menjadi bagian dari PPP dan berperan besar secara politik, atau memperkuat dirinya sebagai organisasi sosial-kemasyarakatan, sebagaimana gagasan Kembali ke Khittah NU 1926 yang disahkan dalam Muktamar ke-27, tanggal 8-12 Desember 1984 di Situbondo, Jawa Timur. Yang perlu digaris bahwahi disini bukan hanya komitmen NU secara kelembagaan,tetapi juga komitmen para tokohnya untuk mengambil pilihan kedua di atas yaitu: menjadikan NU sebagai organisasi Islam yang focus pada pembangunan Pendidikan dan penyebaran Islam.
Tolak ukur Kembali ke Khittah NU 1926 bisa dirujukan pada tiga pilar utama pendirinya yaitu: (1) Nahdlatu Wathan dengan konsep kebangsaan; (2) Nahdlatul Tujjar dengan konsep masyarakat dan ekonomi; dan (3) Tashwirul Afkar dengan konsep budaya dan Pendidikannya.
Penting untuk dipertimbangkan pendapat Greg Burton tentang Langkah NU secara positif. Dia menegaskan, keputusan NU untuk meninggalkan politik formal adalah pengakuan terhadap kenyataan bahwa kegiatan politik atas nama Partai Islam cenderung kontra-produktif bagi masyarakat, dan dalam beberapa aspek menimbulkan sektarianisme bisa jadi yang dapat merusak masyarakat.
Mencatat penelitian tentang ‘’sikap NU terhadap kebijakan pemerintah atas umat Islam’’ yang dihasilkan oleh Gustiana Isya Marjani merupakan potret akademis yang sangat dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah cermin sejarah NU yang bisa dijadikan sebagai alat introspeksi kelembagaan untuk memformulasikan peran NU di masa mendatang. Sebuah karya ilmiah yang sangat berharga bagi NU secara khusus dan bagi kita semua masyarakat akademis pada umumnya. Karenanya, sangat arif bila kita mampu mengapresiasi dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Toleransi NU, The driving force bagi Dunia Pendidikan.
‘’What is tolerance? – It is the consequence of humanity. We are all formed of frailty and error, let us pardon reciprocally each other’s folly-that is the first law nature.’’ (Voltaire)
Darimana datangnya toleransi? apa bedanya toleransi dengan kelemahan diri? Apa urgensi toleransi bagi Pendidikan, bagi masa depan bangsa kita? Sederet pertanyaan itu sering kali timbul begitu kita ingin membahas toleransi. Toleransi, seperti kata Voltaire di atas, hanyalah konsekwensi kita sebagai manusia yang sering kali salah dan alpa. Pada setiap apa yang kita sebut sebagai kelemahan orang lain sering kali merupakan kelemahan kita dalam memandang suatu persoalan. ’’Dulu saya memandang yang berlaku aneh, adalah orang aneh. Sekarang saya tahu bahwa justru orang yang menyebut orang lain aneh, itu yang aneh,’’ begitu kata musisi legendaris Paul McCartney.
Intinya, toleransi itu timbul dari kesadaran diri akan kelemahan dan kekurangan diri kita. Dari kesadaran itulah menjadi energi pendorong utama kita untuk selalu belajar dan memperbaiki diri. Akan lemah motivasi kita untuk belajar, bila kita merasa tidak ada yang salah pada diri kita. Jadi toleransi adalah driving force bagi dunia pendidikan kita untuk tumbuh dan berkembang. Kalau itu menjadi kesadaran kolektif setiap anak bangsa, maka toleransi akan berkontribusi bagi keberhasilan pembangunan bangsa secara keseluruhan.
Amanat yang tertuang dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasiobnal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peradaban bangsa yang dibangun melalui pendidikan atas nilai-nilai kemanusiaan yang universal seperti toleransi dan kebersamaan.
Disinilah pentingnya buku ‘’The Tolerance of NU’’ hasil penelitian Gustian Isya Marjani ini dari perspektif Pendidikan. Dr. Gustiana berhasil memposisikan peran sentral NU pada setiap fase perkembangan bangsa, sejak zaman pra-kemerdekaan. Kesalahfahaman orang luar terhadap makna toleransi yang dikembangkan NU yang seolah-olah merupakan kelemahan dan oportunistik, berhasil digambarkan dengan baik dan seimbang olehnya. Buku ini berhasil memberikan pelajaran kepada kita semua, bahwa toleransi yang telah dikembangkan NU merupakan hal yang instrumental bagi perjalan bangs akita untuk selalu merasa perlu terus belajar dan mengevaluasinya ‘’Instrospeksi diri’’ Harla NU.
*Sifat-sifat Sahabat Rosululloh SAW*
Ketahuilah wahai saudara seimanku bahwa sanya Allah SWT meletakkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat hanyalah pada amal agama Islam yang sempurna.
Agama Islam yang sempurna adalah agama yang dibawa oleh Rasululloh SAW, yang meliputi Iman, Ibadah, Muamalah, Muasyarat dan Ahlaq untuk mencapai Marifatullah. Pada saat ini ummat Islam belum ada kekuatan dan kemampuan untuk mengamalkan agama secara sempurna.
Para Sahabat Rosululloh SAW, telah sukses dan berjaya dalam mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki sifat-sifat dasar yang meyebabkan mudah mengamalkan agama secara sempurna. Sifat-sifat tersebut terkandung dalam Enam Sifat Sahabat yang meliputi:
- Yaqin atas Kalimah Thoyyibah “Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah”
- Sholat Khusyu dan Khudlu
- Ilmu ma’adzikir
- Ikromul Muslimin
- Tashihun niat
- Da’wah dan Tabligh Khuruj Fi sabilillah.
Enam Sifat Sahabat RA tersebut bukanlah merupakan wujud agama yang
sempurna, karena agama yang sempurna terkandung dalam Al qur’an dan Al hadits, akan tetapi apabila enam sifat para Sahabat RA tersebut ada dalam diri kita maka Allah SWT akan memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkan agama secara sempurna. Inilah jalan hidayah, jalan untuk mendapatkan bimbingan menuju hidayah.
- Yaqin atas Kalimah Thoyyibah “Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.”
Artinya Tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT dan Baginda Muhammad SAW. Adalah utusan Allah SWT.
Maksud dan tujuan Laa ilaha illallah adalah: Mengeluarkan segala bentuk keqakinan kepada makhluq dari dalam hati dan memasukkan keqakinan hanya kepada Allah SWT di dalam hati.
Fadhilah:
- Barang siapa yang mati sedangkan dia yakin tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt., maka dijamin masuk surga.
- Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan hatinya membenarkan lisannya, maka dipersilahkan masuk surga dari pintu mana yang dia suka.
- Sekecil-kecil iman dalam hati maka akan Allah berikan surga yang luasnya 10 kali dunia.
Cara mendapatkan:
- Dakwahkan pentingnya Iman Yaqin.
- Latihan dengan cara memperbanyak halaqoh-halaqoh / majlis Iman Yaqin (berbicara atau mendengar).
- Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan hakekat Iman dan Yaqin.
Maksud Muhammadar Rasulullah SAW: Meyakini bahwa hanya satu-satunya jalan untuk mencapai kejayaan dunia dan akherat hanya dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Fadhilah:
- Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT dan Aku (Muhammad) SAW sebagai utusan Allah SWT.
- Rasulullah SAW. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala rusaknya ummatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.
- Rasulullah SAW bersabda barang siapa menghidupkan sunnahku sungguh dia cinta padaku, dan barangsiapa yang cinta padaku maka akan bersamaku didalam surga.
Cara mendapatkan:
- Dakwahkan pentingnya menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.
- Latihan yaitu dengan cara menghidupkan sunah-sunah Rasulullah SAW dalam kehidupan kita selama 24 jam.
- Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk menghidupkan
sunnah. - Sholat Khusyu’ dan Khudlu’
Arti: Shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan
mengikut cara yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Maksud Shalat Khusu dan Khudu: Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah SWT didalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.
Fadhilah:
- Allah SWT berfirman : Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
- Allah SWT berfirman: Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan
shalat. - Rasulullah SAW bersabda : shalat adalah milahnya orang beriman.
Cara mendapatkan :
- Dakwahkan pentingnya shalat
- Latihan dengan cara :
- Memperbaiki dhahirnya shalat.
- Menghadirkan keagungan Allah
- Belajar menyelesaikan masalah dengan shalat
- Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat shalat khusyu dan khudu.
- Ilmu ma’adzikir
Arti Ilmu : Semua petunjuk yang dating dari Allah Swt melalui Baginda
Rasulullah SAW.
Arti Dzikir: Mengingat Allah SWT sebagaimana Agungnya Allah SWT.
Maksud Ilmu Ma’adzikir :Mengamalkan perintah Allah SWT pada setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah SWT didalam hati dan mengikuti cara Rasulullah SAW.
Fadhilah Ilmu:
- Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka akan Allah fahamkan dirinya pada masalah agama.
- Barangsiapa berjalan mencari ilmu maka akan Allah mudahkan untuknya jalan menuju surga.
- Barangsiapa mempelajari satu ayat Al Quran maka nilainya adalah
lebih baik daripada shalat sunnah 100 rakaat. Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu maka lebih baik nilainya daripada shalat sunnah 1000 rakaat.
Fadhilah Dzikir:
- Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dibandingkan dengan orang yang mati.
- Allah berfirman: Dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi
tenang. - Allah berfirman: Ingatlah pada Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu.
Cara mendapatkan Ilmu Fadhail :
- Dakwahkan pentingnya ilmu fadhail
- Latihan dengan cara :
- Duduk dalam halaqoh fadhail di masjid dan di rumah.
- Ajak manusia untuk duduk dalam halaqoh fadhail
- Hadirkan fadhail dalam setiap amalan.
- Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu fadhail.
Cara mendapatkan Ilmu Masail:
- Dakwahkan pentingnya ilmu masail
- Latihan dengan cara :
- Duduk dalam halaqoh masail dengan para alim ulama.
- Bertanya kepada ulama baik untuk masalah agama maupun dunia.
- Sering berziarah kepada para alim ulama.
- Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu masail.
Cara mendapatkan Dzikir:
- Dakwahkan pentingnya dzikir kepada Allah SWT.
- Latihan dengan cara :
- Setiap hari membaca Al Quran (usahakan 1 juz).
- Membaca tasbihat, shalawat dan istigfar masing-masing 100 X. Ketika membaca tasbihat maka hadirkan kemahasucian Allah Ketika membaca shalawat maka ingat jasa-jasa Rasulullah kepada kita. Ketika membaca istigfar maka hadirkan sifat Maha Pengampunnya Allah.
- Amalkan doa-doa masnunah (harian).
- Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dzikir.
- Ikromul Muslimin
Arti : Memuliakan sesama orang Islam / muslim.
Maksud Ikramul muslimin : Menunaikan hak-hak semua orang islam tanpa meminta hak dari padanya.
Fadhilah :
- Allah akan menolong seorang hamba selagi dia menolong saudaranya.
- Barang siapa menutup aib saudaranya yang muslim maka Allah akan menutup aibnya dan barang siapa membuka aib saudaranya yang muslim maka Allah akan membuka aibnya sampai dia akan dipermalukan di rumahnya sendiri.
- Senyummu didepan saudaramu adalah sedekah.
Cara mendapatkan:
- Dakwahkan pentingnya ikram
- Latihan dengan cara:
- Memberi salam kepada orang yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.
- Menyayangi yang muda, menghormati yang tua, memuliakan ulama dan menghormati sesama.
- Berbaur dengan semua orang yang berbeda-beda wataknya.
- Berdoa kepada Allah agar diberikan ahlaq sebagaimana ahlaq Baginda Rasulullah Saw.
5. Tashihun Niat
Arti : Membetulkan / meluruskan niat
Maksud Tashihun niat : Membersihkan niat pada setiap amalan baik semata-mata karena Allah SWT.
Fadhilah:
- Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amalan seseorang kecuali dengan ikhlas.
- Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang pada rupamu dan hartamu tetapi Dia akan memandang pada hatimu dan amalanmu.
- Baginda Rasulullah SAW bersabda : Wahai Muadz jagalah keihklasan karena amal yang ikhlas walau sedikit akan mencukupi.
Cara mendapatkan:
- Dakwahkan pentingnya ikhlas.
- Latihan dengan cara : setiap beramal periksa niat kita, sebelum
beramal, ketika beramal dan setelah beramal, bersihkan niat agar
semata-mata hanya karena Allah SWT. - Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan hakekat ikhlas dalam beramal.
6. Da’wah dan Tabligh Khuruj Fi Sabilillah
Arti : Dakwah mengajak, Tabligh menyampaikan dan Khuruj Fi Sabilillah
adalah keluar di jalan Allah SWT.
Maksud dan tujuannya adalah : Untuk memperbaiki diri, yaitu bagaimana setiap umat muslim dapat menggunakan harta diri dan waktu sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT dan untuk menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan seluruh umat manusia diseluruh alam dengan menggunakan harta dan diri sendiri.
Fadhilah:
- Allah berfirman : dan adakah yang perkataannya lebih baik daripada
seseorang yang mengajak manusia kepada Allah. - Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk kebaikan dia akan
mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan. - Sepagi sepetang dijalan Allah lebih baik daripada mendapatkan dunia dan seisinya.
Cara mendapatkan:
- Dakwahkan pentingnya Dakwah dan Tabligh.
- Latihan dengan cara: Keluar dijalan Allah SWT dengan meluangkan waktu minimal 4 bulan seumur hidup, 40 h setiap tahun, 3 hari setiap bulan dan 2,5 jam setiap hari. Meningkatkan dengan cara bertahap-tahap menjadi 4 bulan setiap tahun, 10 hari setiap bulan dan 8 jam setiap hari.
- Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan hakekat Dakwah dan Tabligh yaitu dapat menggunakan harta, diri dan waktu untuk kepentingan agama.
Firman Allah SWT : Surat Ali Imron 103.
Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada Agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah Nikmat Allah kepadamu ketika kamu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu , sehingga dengan Karunia Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan ketika itu kamu berada dijurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ
*Ilahi anta Maksudi wa Ridhoka Mathlubi Atini Mahabataka wa Ma’rifataka*.
Wahai Tuhanku, Engkaulah Tujuanku dan Ridhomulah Yang aku cari, Berilah aku Kecintaan kepadaMu dan MengenalMu.
Apabila manusia sudah dapat mengenal dirinya maka akan dapat mengenal Rabb-nya inilah puncak dari maksud diciptakannya Manusia untuk beribadah ya’ni mengenal Alloh SWT dengan tujuan untuk mencapai ridho dan kecintaan Alloh SWT, kalau sudah mendapatkan Alloh SWT berarti sudah mmendapatkan segalanya apapun yang kita mau dan perlukan, dan perintahNya adalah diatas segala-galanya, apapun yang berharga di langit dan bumi, akan menjadi suatu kenikmatan tiada tara ketika menunaikan perintahNya, karena pasti Alloh SWT akan Senang dan Ridho ketika hukum ahkam nya ditunaikan sebaik-baiknya oleh hambaNya.
Kemana, dimana dan dalam kondisi apapun hanya Allah SWT yang dicari dan menjadi tujuan, dunia beserta seisinya akan tunduk patuh dihadapannya.
Sebagai Manusia mulia yang telah diciptakan oleh Allah SWT yang mana seluruh alam jagat raya dipersembahkan untuk Berkhidmat melayani segala apa pun saja keperluan hidup manusia sudah sepantasnya dan kewajibannya bahkan menjadi kebutuhan manusia untuk beribadah menghambakan dirinya secara totalitas kepada Allah SWT yang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara.
Namun untuk mencapai peribadatan yang haqiqi atau sebenarnya kepada Allah SWT maka manusia harus melalui perantara adanya seorang guru mursyid atau ulama yang sudah faham betul mencapai Ma’rifat / mengenal Dzat Allah SWT yang Maha Suci.
Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia terlebih dahulu wajib mengenal siapa dirinya yang sebenarnya , sehingga apa bila telah kenal betul siapa dirinya, dia akan mampu mengenal siapa Tuhannya, apabila sudah mengenal siapa Tuhannya maka dia akan mudah untuk menjalankankan apapun bentuk perintah Allah SWT kepadanya bukan menjadi suatu beban akan tetapi menjadi suatu kebutuhan dan kenikmatan hidupnya.
Pengenalan terhadap diri dimulai dengan siapa diriku ? Aku adalah manusia ciptaanNya, untuk apa diriku dilahirkan dan di utus kedunia ? Aku diutus untuk beribadah kepada Allah SWT dengan mentaati ajaran Rosulullah SAW, apa titel, jabatan, status diriku ? Aku adalah seorang Muslim yang harus tunduk patuh terhadap perintah dan ajaran-ajarannya.
Dimana diri kita tinggal dan kemana diri kita akan kembali ? Kita tinggal di dunia yang fana dan akan kembali ke akherat yang kekal abadi. Apa yang harus kita bekalkan untuk hidup di dunia dan kembali ke akherat kita harus membekali dengan Iman dan Taqwa, Siapa saudara-saudara kita ? Saudara sahabatku adalah seluruh manusia di dunia dan saudara seiman kita adalah seluruh mu’min di dunia.
Pengenalan diri sangat penting sehingga mampu menjaga segala batasan-batasan hidup kita dengan orang lain, dan yang utama adalah bagaimana kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi seluruh manusia dan menjadi asbab turunnya hidayah dan dijauhkannya dari adzab dan malapetaka dunia akherat.
*SUFI BANGKIT DI AFGHANISTAN*
Orang sufi sekarang muncul kembali setelah bertahun-tahun tindak kekerasan semakin semarak. Ketika Pemerintah Afghanistan dan sekutu internasionalnya meningkatkan upaya untuk mengakhiri konflik, peran dan pengaruh sufiisme dan mistikisme dicari untuk membantu membawa Taliban ke pembicaraan tentang solusi politik.
Sufisme atau mistisisme Islam pernah ditekan, tetapi sekte tersebut memulihkan tempatnya di negara itu dan jutaan pengikutnya sekali lagi muncul kembali dari bayang-bayang nya.
Sufi memiliki pengaruh yang besar baik di pedesaan maupun perkotaan – mereka adalah kekuatan populer yang efektif untuk membawa perubahan ke dalam masyarakat – dan orang menganggap mereka sebagai mediator yang tidak tertarik dalam perselisihan.
*Pengaruh Sufi sangat kuat di masyarakat Afghanistan*
” Pengaruh sufi akan sangat signifikan dalam membawa kedamaian dan ketenangan, ”
Memang baru ada beberapa orang dengan latar belakang Sufi yang terlibat dalam proses perdamaian secara langsung. Tetapi para sufi lainnya secara terpadu akan memberikan peran sistematis dan menonjol kepada para Sufi di dalam maupun diluar, dimanapun berada. ”
Sufisme di Afghanistan dianggap sebagai bagian integral dari Islam. Orang-orang pada umumnya menghormati para sufi atas pembelajaran mereka dan percaya bahwa mereka memiliki *”Karamat, kekuatan spiritual ajaib yang memungkinkan para guru sufi untuk melakukan tindakan kemurahan hati dan memberikan berkah*.
Sufisme sangat mementingkan konsep toleransi Ziyarats – Kuil Sufi – adalah situs ziarah populer di seluruh negeri sampai kepelosok-pelosok dalam negeri.
Selain Afghanistan, tarekat sufi memiliki jutaan pengikut di Pakistan, India, Bangladesh diseluruh jazirah Asia Selatan dan diseluruh Asia Tengah diantaranya Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, sampai Kirgiztan dan Kazakstan.
*’Rumah orang-orang Sufi’*
Mengingat rasa hormat dan pengaruh yang dinikmati para sufi di antara penduduk lokal, keterlibatan mereka di tingkat akar rumput dapat membantu proses perdamaian di Afghanistan yang dilanda perang.
Rumah-rumah sufi dapat dilihat di seluruh Afghanistan, Meskipun anggota nya berasal dari berbagai latar belakang, beberapa memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap para sufi dan bahkan pengikut tasawuf. Demikian pula dikalangan pemerintah mereka tentu juga sangat menghormati amalan para sufi yang lembut.
“Sufi yang berpengaruh dan berpengetahuan dapat membujuk sejumlah besar Taliban untuk meletakkan senjata mereka dan juga dapat memberikan jaminan kepada Taliban tentang keamanan dan masa depan damai mereka, ”
Sufisme telah menjadi bagian dari Afghanistan hampir selama Islam itu sendiri – lebih dari 1.300 tahun. Afghanistan biasanya disebut “rumah para sufi santo”. Mistik telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad.
*Sufisme kembali ke Afghanistan setelah bertahun-tahun mengalami penindasan* Mereka tidak pernah mati, mereka hidup selama-lamanya.
Firman Allah SWT : Al Qur’an Surat – Al Anfal: 63.
Dan Dia (Allah) yg menyatukan hati Orang beriman.Walaupun kamu menginfaqan semua kekayaan yg berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tapi Allah telah menyatukan hati mereka . Sungguh Allah Maha Perkasa, dan Maha Bijaksana.
Sabda Rosulullah SAW :
Jika dunia yg menjadi tujuan hidupmu, Allah akan mencerai beraikan urusan hidupmu ( konflik ) , Allah akan menampakkan kemiskinan didepan matamu ( serakah ) dan Dunia akan datang hanya sebatas apa yg kamu usahakan saja.
Jika akhirat yang menjadi tujuan hidupmu, maka Allah akan menyatukan urusanmu, Allah SWT akan menampakkan kekayaan didepan matamu ( merasa cukup / Qona’ah ) dan dunia akan mendatangimu dengan merunduk – runduk .
Itulah haekat hamba, hamba yang sufi, hamba yang hidup karena dia mengenal yang Maha Hidup, dialah yang berbahagia, selalu bersyukur karena semuanya tercukupi, karena hatinya bersamaNya, yang Maha Kuasa lagi Maha Sempurna. (Hadits Riwayat Imam Tirmidzi Rah).
*NILAI NILAI KESUFIAN UNTUK KOMITMEN KEMANUSIAAN DAN KEBANGSAAN.*
*Bukti Kuatnya Islam di Negeri Afghanistan*
Afghanistan (Da Afghanestan Jumhawriyat, Republik Afghanistan) merupakan negara republik di Asia Tengah yang berbatasan dengan Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan di Utara, Cina, di Timur Laut, Pakistan di Timur, dan Selatan, serta Iran di Barat.
Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan penduduk Afganistan sebagian besar adalah campuran dari berbagai bangsa pendatang, seperti Persia, Arab, Turki, Mongolia, dan Asia lain.
Terdapat 20 etnis dengan bahasa dan kebudayaan yang berbeda, tetapi dipersatukan oleh bahasa resmi Pushtun (Pathan) dan Dari (Persia). Kelompok Etnis terbesar adalah Pushtun dan Tadzik. Gabungan keduanya sekitar 70 persen dari seluruh penduduk
Hampir seluruh penduduk Afghanistan (99,8 persen) menganut agama Islam, dan hampir seluruhnya Suni. Islam sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan mereka karena Islam adalah agama resmi negara. Dan bila ini terusik, rakyat akan gusar, terlihat dalam perjuangan panjang Mujahidin (gerilyawan muslim) untuk menentang pemerintah yang prokomunis.
Potret lain yang menggambarkan kuatnya Islam di negara yang beribukotakan Kabul ini adalah peran sentral masjid. Masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai tempat tinggal untuk para tamu, tempat pertemuan, tempat perayaan keagamaan serta sekolah.
Hampir setiap warga Afghanistan pernah belajar di masjid pada masa mudanya. Bagi banyak orang bersekoah di masjid adalah satu-satunya pendidikan formal yang mereka terima.
Mullah (ulama) yang memimpin di masjid biasanya ditunjuk oleh pemerintah setelah berkonsultasi dengan komunitas mereka. Mullah digaji pemerintah. Walaupun menerima bantuan dana dari pemerintah, kehidupan mullah juga sangat bergantung dari sumbangan masyarakat termasuk tempat tinggal dan sebagian dari hasil panen.
Para mullah sudah pasti harus memiliki ilmu di bidang Alquran, hadis, dan syariah. Mullah juga bertanggung jawab memberikan materi di kelas pendidikan agama yang diselenggarakan masjid-masjid, tempat anak-anak belajar nilai-nilai moral dan praktik ritual yang benar.
Peran mereka memiliki aspek sosial tambahan untuk memimpin beberapa ritual seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian.
Nilai-nilai Islam juga diterapkan orang tua dalam kehidupan keluarga. Mengajarkan anak-anak mereka nilai-nilai Islam merupakan tanggung jawab orang tua untuk menjaga kehormatan keluarga. Nilai-nilai Islam juga diterapkan oleh masyarakat Afghanistan untuk berinteraksi di kehidupan sosial.
Pemujaan terhadap tempat-tempat suci ditentang oleh beberapa kelompok Islam. Namun demikian, di Afghanistan masih terdapat beberapa makam untuk menghormati orang-orang kudus. Setiap tahunnya, diadakan perayaan meriah di makam.
Perayaan ini menarik minat ribuan peziarah dan menyatukan semua bagian masyarakat. Peziarah juga mengunjungi tempat-tempat suci untuk mencari syafaat. Seperti memperoleh kesembuhan atau kelahiran anak laki-laki. Perempuan secara khusus ditunjuk untuk kegiatan yang berhubungan dengan makam.
Nilai – Nilai Sufi itu telah merasuk kepada setiap orang muslim di pelosok negeri.
*Keselamatan dan kesyukuran*
Manisfestasi terbaik dan terindah dari kehidupan manusia adalah wujudnya rasa Syukur kepada Alloh SWT dengan segala kenikmatan yang telah diberikan kepadanya, implemtasi rasa syukur adalah dengan meningkatkan amaliyah ibadah keseharian sampai akhir hayatnya, sampai mencapai keridhoanNya dan menjauhi segala laranganNya. Dengan rasa syukur yang selalu terucap dan terimplemetasikan dalam amalan akan menambah apapun saja kenikmatan yang telah Alloh SWT berikan, namun sebaliknya apabila rasa syukur itu tidak wujud dalam diri manusia maka bala bencana yang akan terwujud. Alloh SWT selalu menjajikan pertolongan dan kebersmaanNya dengan orang-orang yang beriman dan beramal sholeh walaupun hambaNya tidak memiliki kekayaan, kekuatan dan pengikut yang banyak. Sungguh telah sukses orang-orang yang beriman kepada Alloh SWT,
*Kesucian dan Kejernihan Hati*.
Sungguh beruntung dan berbahagia orang yang memiliki kejernihan Hati, yang dilihat hanya kebaikan…kebaikan…dan kebaikan…tidak terlintas sedikitpun keburukan yang nampak, karena kejernihan akan memancarkan kejernihannya kepada seluruh panca indera, mata dia akan melihat kebaikan, telinga dia akan mendengar kebaikan, mulut dia akan bicara kebaikan, hidung dia akan mencium kebaikan, fikiran dia akan berfikir kebaikan.
Kalaupun terlihat keburukan, terdengar keburukan, tercium keburukan, terucap keburukan, terfikir keburukan itu hanya terlintas sekejap saja dan sebagai tanda ketidak sempurnaan dan kelemahannya sebagai manusia hanya cukup disitu saja tidak lebih. Sehingga apabila semua pancaran kebaikan wujud dalam dirinya maka dia akan memancarkan kebaikan kepada manusia yang lain dan lingkungan, apabila sudah terpancar kebaikannya maka akan hadir kedamaian dan kesejahteraan hidup rukun jauh dari sakwa sangka keburukan yang ada hanya kebaikan…kebaikan…dan kebaikan.
Inilah kejernihan hati yang harus tetap tumbuh berkembang didalam diri manusia jangan dibiarkan rusak tak terawat.
Kehidupan hati manusia ibarat bunga atau buah yang baik, indah, dan manis, dia akan bertahan tetap wangi dan indah dan bermanfaat apabila dirawat dan dijaga demikian pula hati manusia bila dirawat dan dijaga.
Saat ini dan entah sampai kapan keburukan menyebar luas karena setiap individu manusia mengalami krisis kejernihan hati sehingga yang pancaran keburukan yang terlihat dan tersebar.
Bila ingin wujud kebaikan bicaralah yang baik, dengarlah yang baik,,lihatlah yang baik, berfikirlah yang baik. Bila tidak segera dilakukan khawatir dan akan terjadi adalah hadirnya sifat hewaniyah yang jahat sehingga kerusakan dan kebinasaan yang akan wujud.
Setiap individu manusia wajib belajar…belajar…dan belajar untuk menjernihkan hatinya untuk mencapai insan kamil/manusia sempurna.
*Berprasangka baik kepada Allah SWT*
Aku tergantung prasangka hambaku, kalau dia mengingatku dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam hatiKu. Kalau dia mengingat Ku dalam majelis, maka Akupun mengingatnya dalam majelis malaikat. Kalau dia mendatangiku selangkah, maka Aku akan mendekatinya dengan sehasta, bila dia datang dengan shasta maka Aku datang menghampirinya dengan sedepa, kalau dia datang dengan berjalan maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Al hadist)
Sungguh Allah Yang Maha Rahman mencintai kita, dan kita pun mesti memohon untuk mencintaiNya. Segala sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi adalah mengikut dari apa yang disangkakan hamba kepadaNya, kedekatan Alloh SWT kepada hambaNya tidak ada lagi batasannya bahkan lebih sempurna lagi, Subhannallah, bahkan Ketika hamba lupa kepada Alloh SWT, Alloh SWT tetap ingat dan tetap memberikan segala apa yang telah menjadi tanggung jawabNya.
Kehidupan dunia tidak akan pernah lepas dari segala bentuk apapun permasalahan dan semua itu ada solusi jalan keluarnya, yaitu sejauh mana kedekatan kita sebagai hamba yang diberi masalah dengan Allah SWT yang memberi masalah. Dengan terus memupuk dan memperbesar rasa sakwa sangka yang baik kepada Allah SWT disinilah letak solusinya untuk menyelesaikan permasalah yang hadir dalam kehidupan, disamping tentunya dengan terus meningkatkan iman dan taqwa. Sampai apabila hal terburuk pun hadir dalam kehidupan, tetap sakwa sangka yang baik kepada Allah SWT harus dikedepankan.
*Niat yang baik dan Istiqomah*.
Sesungguhnya segala sesuatu yang akan terwujud dan terlaksana tergantung kepada kekuatan niat dari seseorang, kemudian terfikirkan untuk diusahakan sehingga terwujudlah apa yang ingin diwujudkan, sampai suatu hal yang tak mungkin pun dapat terwujud dengan kekuatan niat yang ada dan timbul dalam dirinya. Dan perwujudan niat tersebut disertai dengan adanya Rahmat dan Taufiq dari Alloh SWT karena itulah Alloh SWT mewujudkan dan menerima sesuatu amalan tergantung kepada kuatnya niat dari hambaNya.
Dalam perihal amalan yang telah diniatkan oleh hambaNya untuk dilaksanakan dan diwujudkan, apabila tidak terlaksana maka Alloh SWT tetap akan menerima dan mencatat sebagai suatu yang berpahala dan bernilai dan apabila terlaksana maka Alloh SWT akan melipat gandakan sampai batas yang tak terhingga. Karena Alloh SWT sama sekali tidak memandang kepada hambaNya dilihat dari berapa banyak dan besar hartanya? Seberapa tinggi dan banyak kedudukan dan jabatannya? Seberapa banyak pengikutnya? Seberapa tampan, gagah dan cakapnya? Seberapa cantik dan mempesonanya? Yang dilihat oleh Alloh SWT adalah seberapa besar niat baik dan amalnya hanya karena Aloh SWT saja yang lain tidak.
Perwujudan niat amal yang semata-mata hanya karena Alloh SWT apabila sudah terwujud dan terlaksana, maka hendaknya tetap dilaksanakan secara konsisten dan istiqomah karena ini juga yang akan menjadi sebuah kekuatan terdasyat yang dapat memberikan suatu perubahan dalam diri yang menambah kekuatan iman karena satu amal yang istiqomah niat ikhlas karena Alloh SWT lebih utama dari 1000 karomah.
*Sampaikan dengan Cinta kasih , dan kelembutan untuk sebarkan cinta perdamaian*
Cinta kasih dan kelembutan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam fitrah diri seseorang, karena dengan cinta kasih dan kelembutan akan melahirkan rasa damai dan penuh ketenangan, sekeras dan sehebat apapun sikap, tutur kata dan prilaku seseorang akan luluh apabila diperlakukan dengan penuh cinta kasih dan kelembutan, yang marah akan menjadi reda, yang kasar akan menjadi lembut, yang pelit akan menjadi berderma, yang bertikai akan berdamai dan lain sebagainya. Segala bentuk yang negative akan menjadi positif dengan cinta kasih dan kelembutan, karena pada dasarnya semua manusia menyukai kecintaan dan kelembutan, dan Alloh SWT pun menciptakan manusia dengan penuh penuh cinta dan kelembutan.
Manusia dalam menjalakan kehidupannya sebagai individu dengan individu lainnya, sebagai suatu kaum dengan kaum lainnya, sebagai suatu kelompok dengan kelompok lainnya, sebagai suatu bangsa dengan bangsa lainnya tidak akan pernah lepas dari adanya perselisihan dan perdebatan, karena kesemuanya itu satu sama lain tidak akan mungkin memiliki kesamaan, maka perselisihan dan perdebatan yang apabila terjadi akan bisa diselesaikan dengan penyampaian yang penuh dengan cinta kasih dan kelembutan. Sebagaimana ketika Nabi Musa AS diperintahkan oleh Alloh SWT untuk menyampaikan dakwahnya kepada Firaun yang telah melampaui batas mengaku dirinya sebagai Tuhan pun untuk bertutur kata lembut dan penuh cinta kasih berharap dirinya untuk bertaubat dan beriman kepada Alloh SWT, apalagi diantara kita sesama muslim sudah tentu harus selalu mengedepankan perasan cinta kasih dan kelembutan dalam menghadapi segala bentuk persoalan yang melahirkan perselisihan dan perdebatan.
Diperkuat lagi dengan nasehat dari Rosululloh SAW yang menyampaikan kepada kita untuk mencintai saudara muslim lainnya, sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Disinilah letak kekuatan dan kebesamaan yang ada dalam kehidupan seorang muslim apabila lebih mengedepankan kepentingan orang banyak dibandingkan kepentingan dirinya sendiri, lebih mengedepankan hajat orang banyak dibandingkan menunaikan hajatnya sendiri. Jangan sampai kekuatan dan persatuan ini terpecah karena keegoan diri dan atau kelompok sehingga akan melahirkan perpecahan dan kekacauan yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam menjalankan kehidupan. Kedamaian dengan penuh cinta kasih dan kelembutan akan terwujud apabila setiap individu dan atau kelompok lebih mengedepankan kepentingan orang banyak. Persatuan dan persaudaraan untuk mencapai kehidupan yang damai, sejahtera dan makmur adalah diatas segala-galanya. Cintailah saudaramu, sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri.
*Kelembutan penuh kasih sayang*
Sayangilah apa saja yang ada di bumi, maka yang di langit (para malaikat) akan menyayangimu. (Al hadist)
*Sesungguhnya Keiklasan dan kesabaran adalah kekuatan hamba yang paling dahsyat dan hakiki*
Watawassaubil haqqi , watawassaubissober .
*Pengarusutamaan Nilai-nilai Sufisme dalam Pendidikan Islam Indonesia Kontemporer.*
Pentingnya dimensi keutamaan tasawuf sebagai spirit dasar pendidikan Islam Indonesia saat ini di tengah dinamika sosialnya.
Pada penelitian partisipatif psudo-sufisme yaitu Shalawat Adlimiyah yang terletak di Kabupaten Bojonegoro dan Pasuruan. Temuan menunjukkan bahwa dimensi tasawuf efektif dalam mengurangi dekadensi moral dan memperkuat pendidikan karakter.
Hubungan guru-murid sebagai inti ajaran tasawuf merupakan pintu masuk sekaligus modal bagi proses pembentukan kepribadian dan akhlak yang keduanya merupakan inti dari pendidikan karakter.
Praktik ini telah terjadi selama ratusan tahun dalam tradisi pendidikan tasawuf dan masih berlangsung hingga saat ini. Salah satunya melalui pendidikan tasawuf di lingkungan Shalawat Adlimiyah.
Makalah ini menyarankan bahwa pengarusutamaan nilai-nilai tasawuf ke dalam praktik pendidikan Islam sangat dibutuhkan dalam menyikapi permasalahan pendidikan Islam kontemporer Indonesia. Tetapi sesungguhnya sahabat, nilai-nilai sufi itu telah melekat di hati sanubari setiap umat Islam di Nusantara, dia hidup, mereka hidup, mereka tidak mati, mereka hidup dan tidak pernah mati, mereka hidup selama-lamanya.
Mari kita tanyakan pada diri kita yang fakir ini yang terlalu banyak dosa dosanya….
Betapa besar sesungguhnya kecintaan kita kepada Rasulullah…. yang sampai akhir hidupnya yang diingat adalah umatnya… umati… umati… umati… assholah
DOA DAN HARAPAN KEPADA SAHABAT.
Sahabat, kita semua bersaudara jangan takut dikala kita diminta bila didatangi orang yang susah, miskin, lemah, mungkin tidak berpendidikan, itulah tandanya Allah SWT telah menyiapkan kita untuk bisa membantunya, banyak memberi banyak rezeqi, banyak-banyaklah menolong saudaramu, maka Allah SWT akan menolongmu.
Sahabat, banyak orang takut didatangi orang miskin. Suatu hari rasulullah SAW memberitahu kepada sahabat bahwa, orang orang miskin akan memiliki kekuasaan, kemudian sahabat bertanya kekuasaan apa ya Rasulullah? Kemudian Rasulullah menjawab dihari kiamat nanti mereka akan membantumu. ‘’Tariklah mereka yang pernah memberi makan kepadamu, walau sesuap, yang pernah memberi minum walau seteguk, yang memberi ilmu walau setetes, dan yang memberi pakaian walau selembar. Peganglah tangannya dan tuntunlah mereka kesurga.’’
Masya Allah sahabat semoga kita semua tergolong insan yang gemar dan mudah menolong. Jangan pernah takut untuk menolong, karena itulah yang akan menolong kelak dihari kemudian.
Sahabat banyak orang yang karena logikanya berfikir mereka menganggap orang miskin, lemah dan tidak berilmu itu dialah yang membutuhkan tapi sesungguhnya kitalah yang membutuhkan mereka.
Al Baqarah 155-157 (kami pasti uji kalian dengan sesuatu yang membuat kalian takut lapar, takut miskin, takut kematian. Tapi kabarkanlah berita gembira bagi hamba Allah SWT yang sabar dari semua ujiannya yang mereka berkata, yang sesungguhnya kami milik Allah SWT dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah SWT)
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Sebagai orang beriman marilah kita jadikan setiap peristiwa apapun, sebagai jalan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Menuju jalan hidayah, jalan orang yang mendapat petunjuk, bimbingan dan pertonganNya.
Astagfirullah 3x
Allahumma shall ala sayyidina Muhammad waala ali sayyidina Muhammad
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad 3x
Laillahaila anta subhanaka inni kuntu mina dzalimin 3x
Hasbunaalllah wa nikmat wakil, nikmal maula wa nikmannasir
Ya Allah ya rahman ya rahim, ya khoyyu ya khoyyum, ya jabar ya mutakkabir ya rafiu ya muidzu, ya fathahu ya basitu, ya jal jali wal ikram
Ya awallu ya akhiru ya dzal dzalali wal ikram
Ya Rahimal dhuafa wal masakin
Ya Allah ya tuhan kami yang maha pengasih lagi maha Penyayang pandanglah kami dengan kasih sayang mu dan jangan pernah kami engkau pandang karena dosa dosaku.
Berikan taufik kepada kami. Berikan solusi untuk segala kegundahannya jalan keluar dari kesempitannya dan berikan karunia rezeqi yang tidak disangka sangka berikanlah pahala bersama kami dan kaitkan lah hati hati kami kepadaMu.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Bila engkau terbangun di tengah malam dari tidurmu maka segeralah ucapkan :
Laa ilaha illallahu wahdahula syarikala lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumitu wahuwa kulli sayin qadir.
Subhanallah, wallhamdulillah walaailaha illallahu wallahu akbar.
Allahummagfirli.
Bila engkau berdo’a maka akan diterima doamu dan apabila kamu minta ampun maka akan diampuni dosamu. Minta lah kebaikan di dunia dan akhirat dan gantungkanlah hatimu hanya kepada Allah SWT.
Mari kita tanyakan pada diri kita, seberapa dekat kita dengan Allah aza wajalla Allah yang menciptakan kita, yang sangat dekat dengan kita, yang sangat cinta kepada kita, yang sangat sangat sayang kepada kita. Mari kita tunaikan hak Allah, maka Allah pasti akan menunaikan hak hak kita.
Tunaikan keikhlasan kita kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan ridho kepada kita, tunaikan atau tolong saudara kita, maka Allah SWT akan menolong kita. Dan kemudian Allah SWT akan tunjukan pengalaman – pengalaman rohani kepada kita, untuk menjadi hambaNya yang beriman.
Allahummaghfir ummata Muhammad, laa haula walaa kuata illa billah hil aliyil adzim.
Diriwayatkan dari hanratty Anna’s bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, rajab adalah bulannya Allah, saban adalah bulan ku dan Ramadan adalah bulan umatku, bulan itulah yang mestinya kita tunggu dalam perjalanan hamba yang fakir ini untuk dapat sampai pada indah dan sucinya Agama.
Bimillahi Laa yadhuru ma’asmihi syaiun fil ardhi walaa fissamaai wa huassamiul aliim.
Allahumma inna naudzubika minal barashi wal junuuni wal juzaami wa min sayyil asqoom.
Allahumma inna naudzubika min adzabi jahanam wa min adzabil qabri wa min fitnati mahyaa wa mamati wa min fitnati masihiddajjal.
Subanallahi wabihamdihi adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata arsyihi wa midada kalimatihi.
Asyahadu allaa illaha illallahu wah dahulaa syarikalahu ahadan shamadan lam yalid wa lam yuulad wa lam yakul lahu kufuan ahad.
“Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīim.”
Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika, ashhadu an la ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika.
10 AYAT TENTANG MORAL dalam AL-QURAN.
Terkadang seorang muslim bingung mencari solusi tentang masalah moral dan akhlak masyarakat.
Padahal dengan merenungi dan mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an, mereka dapat mengatasi berbagai persoalan besar dalam tubuh umat ini.
Dengan merenungkan dan mendalami makna ayat-ayat Al-Qur’an maka kita akan temukan ajaran akhlak, kasih dan cinta yang begitu dalam dan luas.
Berikut ini adalah sekelumit ayat-ayat tentang moral dan akhlak dalam Al-Qur’an :
1. Sabar
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.”
۞ (QS.Ali Imran:200)
2. Amanah
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
“Sungguh, Allah Menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”
۞ (QS.an-Nisa’:58)
3. Memberi Maaf
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah Menyukai orang- orang yang berbuat baik.”
۞ (QS.al-Ma’idah:13)
4. Kejujuran
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
۞ (QS.al-Ahzab:70)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
۞ (QS.at-Taubah:119)
5. Istiqomah
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu.” ۞ (QS.Huud:112)
6. Syukur
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
۞ (QS.al-Baqarah:152)
7. Lemah Lembut
فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”
۞ (QS.Thaha:44)
8. Tawadhu’
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.”
۞ (QS.asy-Syuara’:215)
9. Menebar Kebaikan
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.”
۞ (QS.al-Qashas:77)
10. Berbakti kepada orang tua
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
“Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua.”
۞ (QS.al-Isra’:23)
Mari sediakan sedikit waktu kita untuk merenungi ayat-ayat suci Al-Qur’an. Karena setiap ayatnya memberi petunjuk dan solusi untuk berbagai masalah kehidupan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang perhatian dan peduli untuk mengamalkan pesan suci Al-Qur’an,
Aamiin Yaa Robbal `alamiin ….
BERDIRILAH DI ATAS KEBENARAN WALAUPUN ENGKAU SENDIRIAN
Firman Alloh SWT dalam Al-Qur’an :
Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia dimuka bumi ini, maka mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh, karena yang mereka ikuti itu hanyalah perasangka belaka dan mereka hanya membuat suatu kebohongan. (Al Qur’an surat Al anam -116)
Maka beruntunglah dirimu jika mengasingkan diri dari orang-orang yang mengikuti hukum buatan manusia dan berjuanglah diatas Al-haq walapun keadaan sendirian meskipun banyak yang mencela, dan jangan hiraukan gangguan orang-orang yang jahil supaya kamu beruntung, Rosululloh shollallohu ‘alahi wa sallam bersabda :
Islam datang dalam keadaan asing, akan kembali pula dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingi. (HR. Muslim no. 145)
Rosululloh shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
Akan datang kepada Manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api. (HR. tarmidzi n. 2260)
K A W A N
Kau pasti masih ingat
Kami mati dengan perut kosong, berbaju compang-camping
Tapi berendam dalam semangat
Berjuang yang membara
Kami belum pernah merasai
Hasil kemerdekaan
Kamilah remaja yang menjadi tumbal
Belum sempat mereguk nikmat dunia
Namun kami rela melepas nyawa
Demi kemerdekaan nusa dan bangsa dan terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur
Berlandaskan Pancasila dan UUD’45.
Kini , Apa kabar kawan, nasib bangsa kita ?
Sudahkah tercapai cita-cita kita bersama?
Sudahkah tercapai masyarakat kita yang adil dan makmur ?
K A W A N
Kau boleh lupa pada kami
Tumbal-tumbal ini
Tapi , jangan sekali-kali melalaikan tanggungjawabmu terhadap nasib bangsa kita.
Sehingga pengorbanan kami tidak sia-sia.
*) Disajiak dalam Zoominar Jalan Sufi LP Ma’arif NU PBNU **) Pemateri : Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan