Jakarta – Diawal tahun 90-an saya diamanahi GD untuk memimpin tabloid WARTA NU terbitan LTN PBNU. Saat itu PBNU di bawah kepemimpinan GD berada dalam tekanan keras dari pemerintah. Hal ini tentu karena GD sangat kritis dan vokal kepada pemerintah. Akibatnya, penerbitan WARTA NU juga kesulitan, dalam keadaan tidak ada iklan/sponsor, dukungan instansi pemerintah dan dukungan dari perorangan yang ketakutan dekat-dekat dengan GD, sedangkan mengharapkan uang langganan dari pelanggan juga jauh panggang dari api. Hutang di percetakan juga semakin menggunung.
Suatu hari saya dipanggil ke ruang GD, dan ternyata ada Pak Jacob Oetama di ruang GD.
“Untuk penerbitan WARTA NU sampeyan bicarakan dengan Pak Jacob ya!”, kata GD setelah memperkenalkan saya kepada Pak Jacob Oetama.
“Nanti Pak Arifin hubungi anu (menyebut nama) ya!”, kata Pak Jacob Oetama setelah menanya ini-itu ke saya.
Saya pun cepat-cepat menemui sosok yang disebutkan Pak Jacob Oetama, selain saya kenal yang bersangkutan juga naskah sudah siap cetak. Tak lama kemudian WARTA NU bisa terbit kembali setelah sekian bulan tidak terbit. Tiga bulan kemudian saya kaget ada tagihan dari Kompas biaya cetak WARTA NU selama tiga bulan. Saya hubungi teman saya yang ditunjuk Pak Jacob Oetama sebagai penghubung. Dia bilang, itu tagihan dari percetakan yang harus dibayar. Wah, kirain gratis.
Saya langsung menghadap GD menyampaikan adanya tagihan itu. GD langsung telpon Pak Jacob Oetama.
“Sampeyan diminta temui Pak Jacob di kantornya sekarang”, kata GD.
Saya bergegas ke kantor Kompas. Saya ditemui salah seorang stafnya yang menyerahkan tas kresek berisi bungkusan kertas koran. Saya balik ke PBNU. Ketika saya buka bungkusan koran ternyata berisi uang dan saat saya hitung pas dengan tagihan biaya cetak dari percetakan. Esoknya saya bayar tagihan biaya cetak WARTA NU. Wah, ternyata benar-benar gratis.
Hal itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Rupanya Pak Jacob Oetama membantu GD dan NU, lewat WARTA NU, dengan tetap menjaga martabat NU. Dengan cara itu, orang2 percetakan tahunya WARTA NU mampu membayar sendiri pencetakan WARTA NU dan jauh dari keinginan dipuji. Luar biasa Pak Jacob Oetama.
Sosok rendah hati yang berani dekat-dekat dengan GD saat orang lain menjauh dari GD, dan sosok tanpa pamrih itu hari ini dimakamkan di TMP Kalibata. Maaf, saya tidak bisa ikut mengantarkan Pak Jacob ke peristirahatan terakhir karena situasi akibat pandemi tidak memungkinkan. Selamat jalan Pak Jacob. RIP!