Jakarta – Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana menghidupkan lagi Jurnal Ma’arif. Keputusan tersebut diambil setelah rapat pengurus. Jum’at (07/02).
Para pengurus LP Ma’arif berpandangan untuk menopang iklim ilmiah dan mewadahi kebutuhan intelektual yang ada di Perguruan Tinggi, khususnya Perguruan Tinggi yang dibawah naungan LP Ma’arif NU, dibutuhkan menghidupkan lagi Jurnal Ma’arif.
“Dalam perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa pasca sarjana diharuskan menulis di jurnal, kita hidupkan Jurnal Ma’arif untuk mewadahi mereka” tutur Harianto Oghie, Sekertaris LP Ma’arif PBNU.
Rencanannya, sebelum diadakan Rapat Kerja Nasional dan Peresmian Pusdiklat LP Ma’arif NU pada bulan Maret besok, Jurnal Ma’arif sudah bisa diterbitkan lagi.
“Target sebelum Rakernas sudah bisa terbit” imbuh pria yang akrab disapa Bang Oghie.
Karena itu, LP Ma’arif NU PBNU pun mengajak semua praktisi pendidikan, khususnya Dosen dan mahasiswa pasca sarjana maupun mahasiswa doktoral, untuk berpartisipasi dengan mengirim tulisan.
“Kita ajak praktisi pendidikan untuk berkontribusi dalam penulisan Jurnal Ma’arif” imbuh Bang Oghie.
Dalam edisi “pertama” ini, Jurnal Ma’arif mengambil thema “Pendidikan NU Untuk Peradaban Dunia”, dan bagi Dosen maupun Mahasiswa yang mau mengirimkan tulisannya bisa dikirim ke email yantobashri@gmail.com. Dan batas pengiriman terakhir 22 Februari 2020.
Ini format penulisannya.
- Abtrak maksimal 220 kata.
- Panjang tulian maksimal 3000 kata (diluar abtrak, daftar pustaka dan Cuiculum Vitei).
- Pendahuluan dan pentup masing-masing 5% dari jumlah maksimal kata panjang tulisan.
- Badan tulisan 90% dari jumlah maksimal kata panjang tulisan.
- Tulisan dilengkapi daftar pustaka
- Ilustrasi, gambar dan lain-lain apabila mengambil dari sumber lain harap dilampirkan sumber atau referensi.
- Tulisan ditulis di kertas A4, spasi 1,5, font 12, format times new roman.
- Dewan redaksi berhak mengedit tulisan yang masuk.