Jakarta – Setelah beberapa bulan lalu warga Nahdliyyin dan bangsa Indonesia berduka atas wafatnya KH. Maemoen Zubair, hari ini salah satu Guru bangsa dan juga Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH. Sholahuddin Wahid (akrab disapa Gus Sholah) wafat di RS Harapan Kita Jakarta, pukul 20.59 WIB. Ahad (02/02).
Berita meninggalnya cucu KH. Hasyim Asy’ari viral dimedia sosial, menyebar di WhatApp Grup dan Facebook.
“Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’un, telah berpulang ke Rahmatullah Gus Solah, pada pukul 20:59 Di RS. Harapan kita. Semoga beliau Khusnul Khotimah di ampuni segala dosanya, di terima amal ibadahnya dan dikumpulkan di sorga-Nya bersama para KekasihNya.” demikian pesan yang ramai di media sosial dan dibenarkan oleh PWNU Jawa Timur.
Gus Sholah adalah sosok pejuang yang luar biasa. Beliau adalah putra KH. Wahid Hasyim dan cucu pendiri NU Hadratusysyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Banyak yang merasa kehilangan sosok beliau.
Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lewat Ketuanya, KH. Z. Arifin Junaidi mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya Gus Sholah, dan mendoakan semoga beliau khusnul khotimah serta perjuangannya dilanjutkan generasi penerusnya.
“Kita semua berduka cita, dan kita berdoa semoga Gus Sholah husnul khotimah serta perjuangannya dilanjutkan generasi penerusnya. Amiiin” tutur Kiai Arjuna.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Gus Sholah sedang kritis dan dirawat di RS Harapan Kita, dan para pengurus LP Ma’arif NU PBNU pun sempat menjenguk beliau di RS. Dan mendengar kabar meninggalnya beliau membuat semua pengurus Ma’arif terkejut.
“Kita semua terkejut, padahal pas kita menjenguk, beliau bisa diajak komunikasi” tutur Kiai Arjuna.
Kiai Arjunan pun mengintruksikan kepada semua satuan pendidikan dibawah LP Ma’arif Nu untuk menggelar doa dan tahlilan selama tujuh hari.
“Saya intruksikan kepada semua satuan pendidikan dibawah LP Ma’arif untuk mengadakan doa dan tahlilan selama tujuh hari” tutup Kiai Arjuna.