Jakarta – Kegiatan Mukernas Sako Pramuka Ma’arif NU pagi ini (31/8/2019) memasuki sesi 3. Pada sesi ini, panitia menghadirkan 2 (dua) narasumber, yaitu Bapak Didik Suhardi, Ph.D. selaku Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, dan Bapak Prof. H. Masykuri Bakri, selaku Rektor Universitas Islam Malang (UNISMA).
Sesi ini dipandu, secara bergiliran, oleh Kak Haryanto Oghi dan Kak Soleh Abwa, selaku pimpinan nasional Sako Pramuka Ma’arif NU. Sebelum materi dimulai, forum diantarkan oleh Mabinas Sako Nasional, sekaligus Ketua LP Maarif NU PBNU, KH. Z. Arifin Junaidi.

Dalam materi penting ini, Bapak Didik Suhardi mengungkapkan keyakinannya bahwa Pramuka Ma’arif akan menjadi pilar penting dalam membangun generasi dan kader yang berkualitas dan militan dalam menjaga keutuhan NKRI. Selanjutnya beliau masuk pada inti materi, yaitu soal mutu pendidikan di Indonesia yang masih memprihatinkan. “Indeks mutu pendidikan kita baik pada tingkat sekolah dasar maupun menengah, yang bisa dikatakan bagus rata-rata dikisaran 28,8% dari keseluruhan sekolah kita. Kondisi sisanya masih jauh dari harapan”, ungkapnya. Melihat data yang beliau punya, perlu terobosan-terobosan kebijakan, salah satunya adalah kebijakan zonasi.

Selanjutnya, beliau berharap agar LP. Maarif NU bisa menginsert materi kurikulum yang bisa membentuk siswa menjadi kader yang berani mengambil resiko (risk taker) agar tumbuh menjadi pencipta lapangan kerja, bukan hanya siapa menjadi karyawan. Dengan kurikulum yang tepat akan menciptakan kader NU yang kreatif dan inovatif serta produktif.
Sementara Rektor UNISMA, Prof. H. Masykuri Bakri menekankan pada pentingnya membentuk insan akademik yang ideal. Beliau memberikan motivasi luar biasa kepada peserta Mukernas agar Ma’arif NU mulai fokus pada peningkatan aset intelektual, manajerial, sosial, jaringan, dan spiritual. Perpaduan dari komitmen dalam membangun asset-aset tersebut akan melahirkan banyak inspirasi untuk kemajuan NU dan bangsa. Salah satu inti dari ungkapan beliau, “intelektualitas dan rasionalitas tak banyak berarti tanpa didukung oleh kedalaman spiritualitas. Salah satunya adalah melalui qiroah qur’an dan sholawat akan menambah keberkahan yang tak terduga”.
Demikianlah motivasi bapak Rektor itu. Menurut beliau, LP. Ma’arif NU perlu menumbuhkan banyak inspirasi untuk meningkatkan daya saing di level nasional maupun internasional. Dengan inpirasi akan memunculkan kreativitas, yang selanjutnya akan memunculkan banyak inovasi. Buahnya adalah produktifitas yang tinggi.